Posts

Showing posts from August, 2015

Mengharap Rahmat-Mu

Image
Ya Allah… Ketika umurku semakin hari semakin bertambah Maka, jatah hidupku di dunia otomatis berkurang Saat dosa dan kesalahanku semakin melimpah Namun, amal ibadahku hanya sedang-sedang Ya Allah… Dunia ini semakin ramai dengan harta dan perhiasan Semakin ramai dengan tindakan dosa dan maksiat Namun, saya sadar bahwa ini telah menjadi suratan Dalam sabda Nabi Sang Pembawa Rahmat Bahwa selesai zaman semakin bersahabat Ya Allah… Aku habiskan umurku dengan menduakan-Mu Karena alasan kesibukan dan permainan dunia Aku terjang hukum dan larangan-Mu Karena terperdaya oleh kemewahan dunia Ya Allah… Siang dan malam saya minta ampun kepada-Mu Dari seluruh salah dan dosa yang dilakukanku Siang dan malam saya mengharap ridha dan rahmat-Mu Agar amal ibadah yang sedikit ini dapat menolongku Ya Allah… Siramilah jasadku dengan ampunan-Mu Agar jasadku higienis dari lumpur dosa Sucikanlah hatiku dengan hidayah-Mu Supaya hatiku higienis dari noda-noda dosa al-Faqier

Menguji Kewalian Gus Dur

Image
Tuan Guru Turmudzi Badruddin ialah ulama besar dari NTB dan merupakan sahabat Gus Dur. Guru Turmudzi termasuk yang sangat mempercayai kewalian Gus Dur. Bahkan, Guru Turmudzi sempat menguji, apakah Gus Dur termasuk wali atau bukan. Kisahnya bermula saat Gus Dur meninggal dunia pada Rabu (30/12/2009) pukul 18.45 WIB. Ketika itu, Guru Turmudzi bersama dengan rombongan malam itu pun eksklusif mencari tiket untuk penerbangan pagi ke Surabaya untuk mengikuti prosesi pemakaman Gus Dur di Jombang. Tibanya pesawat mayit Gus Dur dari Jakarta dan penerbangan Guru Turmudzi dari NTB hampir bersamaan. Dengan pengawalan, mayit Gus Dur sanggup melaju cepat dari Surabaya ke Jombang, sementara dia dan rombongannya mengikuti dari belakang kendaraan beroda empat mayit Gus Dur tersebut. Tuan Guru Turmudzi Badruddin Sayangnya, begitu memasuki Jombang kendaraan beroda empat rombongan yang ditumpangi Guru Turmudzi ketinggalan jauh dari kendaraan beroda empat mayit Gus Dur sebab tumpah ruahnya para p

Ternyata Universitas Oxford ‘Meniru’ Sistem Pesantren

Image
 “… pesantren itu selama ini disebut pendidikan tradisional, iku kurang bimbing tenan. Terus sing tradisional ki dianggep luweh rendah timbangane sekolah modern. Aku kepengen ngomong, eh tak kandani yo, pesantren itu mulai ditiru wong sak donyo saiki. Besok sak donyo ki pesantren kabeh ” – Cak Nun ” … I realise that in fact, Oxford University its self is a pondok ”  - Dr. Afifi Al-Akiti (Dosen Studi Islam, Universitas Oxford, Inggris; Alumni Pondok Pesantren Kencong Jember Jawa Timur) Ketika banyak orang dengan besar hati menyampaikan ‘saya alumni ITB, ITS, UI, UGM, UB’ atau ‘saya alumni kampus luar negeri’, entah mengapa, meskipun saya alumni salah satu kampus tersebut, saya jauh lebih besar hati menyampaikan ‘saya alumni pondok pesantren’. Buat saya, pesantrenlah yang telah banyak mendefinisikan bagaimana saya memandang dan menjalani hidup dan kehidupan ini. Buat saya, pesantren bukanlah sekedar sekolah biasa. Buat saya, mondok di pesantren yaitu masuk kawah candra dimuka

Hukum Tahlilan Sehabis Kematian

Image
Banyak dijumpai di sekitar masyarakat kita tradisi yang biasa dilakukan sehabis ada orang yang meninggal, diantaranya : a.) Tahlilan 7 Hari dan 40 Hari Imam Ahmad bin Hambal dalam kitab az-Zuhd menyatakan bahwa beramal selama tujuh hari yaitu perbuatan sunnah, alasannya merupakan salah satu bentuk do’a dan pertolongan untuk jenazah yang sedang diuji di dalam kubur selama 7 hari atau 40 hari. قَالَ طَاوُسُ إِنَّ الْمَوْتَى يُفْتَنُوْنَ فِىْ قُبُوْرِهِمْ سَبْعًا فَكَانُوْا يَسْتَحِبُّوْنَ أَنْ يُطْعِمُوْا عَنْهُمْ تِلْكَ الْأَيَّامِ Imam Thawus berkata: “Sesungguhnya orang-orang yang meninggal dunia diuji selama tujuh hari dalam kubur mereka. Oleh alasannya itu ulama salaf mensunahkan beramal makanan (atas nama oraang yang meninggal dunia) pada hari-hari tersebut.” وَعَنْ عُبَيْدِ ابْنِ عُمَيْرٍ قَالَ يُفْتَنُّ رَجُلاَنِ مُؤْمِنٌ وَمُنَافِقٌ فَأَمَّا الْمُؤْمِنُ فَيُفْتَنُّ سَبْعًا وَأَمَّا الْمُنَافِقُ فَيُفْتَنُّ أَرْبَعِيْنَ صَبَاحًا Dari Ubaid bin Umair, ia berkata: “Dua

H. Abdul Bari, Pemimpin Bahagia Memberi Dan Sederhana

Image
Beliau lahir pada sekitar tahun 1880 M. di desa Sidapurna, Dukuhturi, Tegal. Ayah dia berjulukan H. Abdul Syukur yang sehari-harinya bekerja sebagai petani. Ayah dia juga dikenal sebagai sosok kyai kampung atau tokoh masyarakat. Selain menjadi Khatib/Imam Shalat Jum'at di Masjid juga mengimami shalat jama'ah di Musholla akrab rumahnya. Namun, sangat disayangkan Musholla itu kini sudah tidak ada lagi lantaran dimakan oleh zaman. H. Abdul Bari ialah sosok cowok yang punya kemauan keras dan cerdas. Sehingga banyak dari beberapa orang bau tanah yang menginginkannya sebagai menantu. Disamping lantaran cerdas dan berkemauan keras juga sebagai putra seorang tokoh masyarakat. Pada sekitar tahun 1900 M., ayah dia menunaikan ibadah haji di Kota Suci Mekkah. Pada masa itu, seluruh jama’ah haji di Indonesia memakai Kapal Laut sebagai kendaraan menuju Kota Suci Mekkah dengan menempuh perjalanan selama ±3 bulan. Sebenarnya, dia sudah diajak oleh ayahnya untuk berangkat bersama ke Kota S

Gus Dur Dikenal Seluruh Waliyullah Di Bumi

Image
Pada suatu ketika, Habib Abdurrahman bin Ahmad Assegaf Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, memanggil dua muridnya yang paling senior yakni KH. Fakhrurrozi Ishaq dan Habib Idrus Jamalullail. Pemanggilan itu berkenaan dengan penghinaan yang dilakukan kedua mubaligh itu kepada Gus Dur yang pada ketika itu telah menjadi Presiden RI ke-4. Menurut penuturan Ustadz Anto Djibril yang ketika itu hadir di pengajian hari Senin pagi, Habib Abdurrahman bin Ahmad Assegaf bertanya kepada jama'ah yang hadir, “ Dimana Rozi dan Idrus bin Alwi? ” Dan keduanya yang hadir mengaji sama-sama menyahut, “ Hadir ya Habib .” Lalu Habib Abdurrahman berkata, “ Kamu berdua jangan pulang dulu ya, saya ada perlu. ” Habib Abdurrahman bin Ahmad Assegaf Setelah jama’ah pengajian Senin pagi sudah pulang semua, Habib Abdurrahman pun menasihati kedua muridnya yang dipanggil itu : “ Ya Rozi, Ya Habib Idrus, kalian berdua jikalau jadi mubaligh tidak usah berkata-kata kotor sama orang, apalagi sa

3 “Jimat” Jenderal Soedirman

Image
Rakyat Indonesia mungkin tidak gila dengan nama besar Jenderal Soedirman. Sebab, Jenderal Soedirman yaitu Jenderal pertama kali yang dimiliki bangsa Indonesia. Dalam sejarahnya, ia selalu menang dalam setiap pertempuran melawan pasukan penjajah. Bahkan, dalam kondisi sakit parah pun, ia masih mau berjuang demi kemerdekaan Indonesia dan selalu menerima kemenangan. Adalah Jenderal Gatot Nurmantyo (Panglima TNI) yang membeberkan diam-diam kemenangan dan ketangguhan Jenderal Soedirman dalam mengusir penjajah. Ia menjelaskan, bahwa Jenderal Soedirman mempunyai 3 “Jimat” ampuh sehingga dalam setiap pertempuran melawan pasukan penjajah selalu menerima kemenangan. Pertama , Jenderal Soedirman mempunyai sebuah kendi berisi air yang dipakai untuk berwudhu. Dengan kendi berisi air itulah, Jenderal Soedirman selalu dalam keadaan suci dan bersih. Karena, jikalau seseorang selalu dalam keadaan mempunyai wudhu, pikiran dan semangatnya akan semakin jernih dan suci. Kedua , Jenderal Soedirman

Dahulukan Qurban Atau Aqiqah?

Image
Pertanyaan : Jika kita hingga cukup umur belum di-aqiqahi oleh orang bau tanah kita, manakah yang harus kita dahulukan antara qurban dan aqiqah? Jawaban : Sebenarnya dalam qurban dan aqiqah ada persamaan diantara kedua ibadah ini yakni sama-sama sunnah hukumnya berdasarkan mazhab Syafi’i (selama tidak nazar), serta adanya aktifitas penyembelihan terhadap binatang yang telah memenuhi syarat untuk dipotong. Adapun perbedaan yang ada diantara keduanya lebih pada waktu pelaksanaannya. Qurban hanya sanggup dilakukan pada bulan Dzulhijjah saja, sedangkan aqiqah dilaksanakan pada ketika mengiringi kelahiran seorang bayi dan lebih dianjurkan lagi pada hari ketujuh dari kelahirannya. Pada dasarnya aqiqah merupakan hak seorang anak atas orang tuanya, artinya proposal untuk menyembelih binatang aqiqah sangat ditekankan kepada orang bau tanah bayi yang diberi kelapangan rezeki untuk sekedar menyebarkan dalam rangka menyongsong kelahiran anaknya. Hal ini sesuai sabda Rasulullah saw.

Pahala Orang Sakit

Image
Rasulullah saw. bersabda : “Aku terheran-heran dengan seorang Mukmin yang saat dia sakit malah berkeluh-kesah. Padahal, jikalau seorang yang sakit mengetahui apa yang dia peroleh saat sedang sakit, pastilah dia lebih bahagia kalau sakit terus-menerus.” Suatu ketika, Rasulullah saw. memandang ke langit, kemudian ia tertawa riang, para sahabat pun bertanya, “Ada apa gerangan wahai Rasulullah?”, Rasulullah menjawab, "Aku terheran-heran dengan dua Malaikat yang sedang mencari seorang hamba yang biasanya beribadah di Musholla-nya, ternyata mereka dapati orang itu sedang terbaring sakit. Kemudian kedua Malaikat ini melapor kepada Allah swt. ‘Ya Rabbana, seseorang yang biasanya kami tulis amal ibadahnya pada waktu siang dan malamnya, kini kami dapati Engkau menahannya dengan talimu (sakit)’.” Lalu Allah swt. berfirman : “Catatlah untuk hamba-Ku itu amalan yang biasa dia lakukan sehari-harinya, dan jangan kalian kurangi sedikitpun, Aku bertanggung jawab atas pahalanya selama dia sakit

Tips Menentukan Istri Versi Kh. Maimun Zubair

Image
KH. Maimun Zubair dhawuh : “Nek milih bojo iku sing ora patiyo ngerti dunyo. Mergo sepiro anakmu sholeh, sepiro sholehahe ibune. Sohabat Abbas iku nduwe bojo ora seneng dandan, nganti sohabat Abbas isin nek metu karo bojone. Tapi dia nduwe anak ngalime poll, rupane Sohabat Abdulloh bin Abbas. Sayyidina Husain nduwe bojo anake rojo rustam (rojo persia). Walaupun asale putri rojo, sakwise dadi bojone Sayyidina Husain wis ora patiyo seneng dunyo. Mulane nduwe putro Ali Zainal Abidin bin Husain, ngalim-ngalime keturunane Kanjeng Nabi. Kiai-Kiai Sarang ngalim-ngalim koyo ngono, mergo mbah-mbah wedo'e do seneng POSO. Syekh Yasin Al Fadani (ulama' asal padang yang tinggal di Mekah) iku nduwe bojo pinter dagang, nduwe putro loro.Sing siji dadi hebat bangunan sijine kerjo neng transportasi. Kabeh anake ora ono sing nerusake dakwahe Syekh Yasin. Neng Al Qur-an (نِسَآؤُكُمْ حَرْثٌ لَكُم) ‘Istri iku ladang kanggo suami’. Sepiro apike bibit tapi nek tanahe atau ladange ora apik, or

Pencipta Lagu “Hari Merdeka” Ialah Seorang Habib

Image
Husein Mutahar lahir di Semarang, Jawa Tengah pada tanggal 5 Agustus 1916. Perjalanan pendidikan formalnya dimulai dari ELS (Europese Lagere School atau sama dengan SD Eropa selama 7 tahun) , lalu dilanjutkan ke MULO (Meer Uitgebreid Lager Ondewwijs atau sama dengan Sekolah Menengah Pertama selama 3 tahun) dan dilanjutkan ke AMS (Algemeen Midelbare School atau sama dengan Sekolah Menengan Atas selama 3 tahun) Jurusan Sastra Timur khususnya Bahasa Melayu, di Yogyakarta. lalu ia melanjutkan ke Universitas Gajah Mada dengan mengambil Jurusan Hukum dan Sastra Timur dengan khusus mempelajari Bahasa Jawa Kuno namun perkuliahannya hanya 2 tahun alasannya ialah selanjutnya drop out (DO) alasannya ialah harus ikut berjuang melawan penjajah. Husein Mutahar Mutahar terlibat Pramuka semenjak awal forum kepanduan berdiri. Beliau ialah salah seorang tokoh utama Pandu Rakyat Indonesia, gerakan kepanduan independen yang berhaluan nasionalis. Ia juga dikenal anti-komunis. Ketika seluruh gerakan

Penghormatan Bung Karno Kepada Rasulullah

Image
Kisah ini diceritakan oleh Abuya Al-Habib Abu Bakar bin Hasan Al-Athas Az-Zabidi. Alasan mengapa makam Bung Karno hingga dikala ini masih diziarahi oleh banyak orang. Diantaranya ialah alasannya ialah penghormatan Bung Karno yang tinggi kepada Nabi Muhammad saw. Alkisah, ketika Bung Karno mengunjungi Arab Saudi, dia berjalan menyusuri kota Madinah bersama Raja Saudi pada waktu itu. Saat itulah, Bung Karno bertanya kepada Raja Saudi, " Dimana letak makam Rasulullah saw., wahai Raja? " Raja Saudi menjawab, " Oh, itu makam Rasulullah saw. sudah terlihat dari sini. " Maka, dikala itu juga Bung Karno melepaskan atribut-atribut pangkat kenegaraannya. Raja Saudi pun heran seraya bertanya kepada Bung Karno, " Kenapa Anda melepaskan atribut-atribut itu semua? " " Yang ada di sana itu Rasulullah saw. yang pangkatnya jauh lebih tinggi dari kita, saya dan dirimu.. ." jawab Bung Karno Bung Karno menyapa Para Ulama Sesampai di pela

Penyelamat Bendera Pusaka “Merah Putih” Yaitu Seorang Habib

Image
Bendera pusaka untuk pertama kali berkibar pada Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945, di Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta, begitulah secara resmi bendera kebangsaan Merah Putih dikibarkan. Pada tanggal 4 Januari 1946, alasannya aksi teror yang dilakukan Belanda semakin meningkat, Presiden dan Wapres Republik Indonesia dengan memakai Kereta Api meninggalkan Jakarta menuju Yogyakarta. Bendera pusaka dibawa ke Yogyakarta dan dimasukkan dalam koper pribadi Soekarno. Selanjutnya, ibukota dipindahkan ke Yogyakarta. Tanggal 19 Desember 1948, Belanda melancarkan agresinya yang kedua. Presiden, Wapres dan beberapa pejabat tinggi Indonesia kesudahannya ditawan Belanda. Namun, pada saat-saat genting dimana Istana Presiden Gedung Agung Yogyakarta dikepung oleh Belanda, Soekarno sempat memanggil salah satu ajudannya, Mayor M. Husein Mutahar (Sayyid Husein Muthahar). Sang ajun kemudian ditugaskan untuk menyelamatkan bendera pusaka itu. Penyelamatan bendera pusaka ini me

Islam Nusantara Untuk Indonesia

Image
Islam Nusantara bukanlah agama atau mazhab gres dalam Islam. Akan tetapi, Islam Nusantara ialah dua kata yang berbeda arti namun sangat erat kaitannya dengan permulaan masuknya Islam di bumi Indonesia dan sekitarnya. Islam ialah sebuah agama, sedangkan Nusantara ialah daerah atau wilayah yang meliputi seluruh pulau atau daerah yang ada di Indonesia. Bahkan, pada awal masuknya Islam ke Indonesia, istilah Nusantara meliputi wilayah-wilayah yang ada di daerah Asia Tenggara. Kita tengok sejenak sejarah datangnya Sunan Ampel ke Indonesia. Sunan Ampel ialah salah satu anggota Walisongo yang berasal dari negeri Champa (Kamboja), maka wajarlah kalau pada zaman itu umat Islam di daerah Asia Tenggara punya keterkaitan erat antara satu kerajaan/negeri dengan kerajaan/negeri yang lain. Karena, pada karenanya Sunan Ampel yang berasal dari Champa (Kamboja) menikahi salah satu putri dari kerajaan Majapahit (Indonesia) dan melahirkan putra-putri yang meneruskan dakwahnya. Di antara putra-putrinya yang

Rasulullah Pernah Bercerita Perihal “Samson”

Image
Dulu, mungkin kita pernah menonton atau mendengar perihal film garapan produksi film Amerika Serikat yang berjudul “ Samson and Delilah ”.  Film ini digarap pada sekitar tahun 1950-an dan tayang di Indonesia sekitar tahun 1990-an. Film “ Samson and Delilah ” juga pernah beberapa kali menerima Academy Award dan penghargaan di ajang perfilman dunia sebagai film terbaik. Bahkan film perihal “ Samson ” ini pernah beberapa kali digarap produksi film di beberapa Negara di dunia dengan judul yang berbeda-beda. Di Indonesia, film “Samson” pun pernah digarap dengan judul yang majemuk di antaranya “ Samson Betawi ” dan “ Samson dan Dahlia ”.   Namun, banyak masyarakat Indonesia tidak tahu jikalau film perihal “ Samson ” ini ialah kisah perihal pejuang Allah pada zaman Bani Israil. Sang pejuang Allah itu berjulukan Syam’un Al-Ghazi dan dikenal di kalangan orang-orang barat dengan nama “ Samson ”. Dikisahkan dalam kitab " Durrotun Nasihin " pada belahan Lailatul Qadr. Suatu ketika N