Posts

Showing posts from September, 2015

Kisah Penyembah Api Yang Masuk Surga

Image
Dari ‘Aisyah rah., ia berkata, bahwa Rasulullah saw. bersabda : “ Orang yang bahagia memberi erat dengan Allah, erat dengan manusia, erat dengan nirwana dan jauh dari neraka. Sedangkan orang yang kikir jauh dari Allah, jauh dari makhluk, jauh dari nirwana dan erat dengan neraka. Dan orang kurang pintar yang bahagia memberi lebih dicintai oleh Allah daripada orang ‘alim (berilmu) yang kikir. ” Nabi saw. bersabda : “ as-Sakha’u (dermawan) yakni nama pohon di dalam nirwana yang batang-batangnya menjulur hingga hingga di dunia dan barangsiapa yang mengambil batang darinya, maka ia akan dituntun menuju surga. Sedangkan al-Bukhlu (kikir) yakni nama pohon di dalam neraka yang batang-batangnya menjulur hingga hingga di dunia dan barangsiapa yang mengambil batang darinya, maka ia akan dituntun menuju neraka. ” Berkenaan dengan klarifikasi dua hadits di atas, ada sebuah kisah ihwal penyembah api yang berjulukan Bahram al-Majusi yang mendapat salam dari Nabi saw. dan mendapat ridha dari Allah

Kisah Waliyullah Beristri Cerewet

Image
Alkisah, seorang shalih mengunjungi rumah saudaranya yang juga populer shalih. Sebut saja Dullah dan Darsun. Setidaknya, setiap tahun Dullah pergi menjumpai saudaranya yang berjulukan Darsun. Kali ini, hampir saja Dullah tak bertemu Darsun. Begitu mengetuk pintu, yang terdengar ialah bunyi keras istri Darsun, “ Siapa? ” tanya istri Darsun “ Saya saudara suamimu, tiba untuk mengunjunginya ” jawab Dullah “ Suamiku sedang mencari kayu. Semoga ia tidak dikembalikan Allah ke rumah ini lagi. ” Dari balik pintu itu istri Darsun kemudian terus mencaci-maki suaminya habis-habisan. Dullah hanya dapat menelan ludah, sampai alhasil ia melihat Darsun pulang membawa kayu bakar bersama seekor singa. Ya, Darsun meletakkan kayu bakar itu di atas punggung seekor singa yang populer buas itu. Sembari menurunkan kayu bakar dari punggung singa, Darsun berujar kepada istrinya, “ Kembalilah ke dalam. Semoga Allah memberkatimu ,” katanya yang lantas mempersilahkan Dullah masuk ke dalam rumah. Sa

Kajian Kitab “Nashaihul Ibad” (8)

Image
Bagian Dua Maqalah Ke-19 : Diwahyukan kepada sebagian para Nabi : “ Taatlah kau kepada-Ku atas apa yang diperintahkan-Ku kepadamu. Dan janganlah kau menolak apa yang Aku nasihatkan kepadamu. ” Maqalah Ke-20 : Dikatakan, “ Sempurnanya logika dengan cara mengikuti keridhaan Allah Ta’ala dan menghindari kemurkaan-Nya. ” Maqalah Ke-21 : Dikatakan, “ Tidak ada kawasan yang aneh bagi orang yang utama (berilmu) dan tidak ada kawasan tinggal bagi orang yang tidak cerdik (bodoh). ” Maqalah Ke-22 : Dikatakan, “ Barangsiapa yang taat, maka dia erat di sisi Allah, namun dia aneh (jauh) di kalangan manusia. ” Maqalah Ke-23 : Dikatakan, “ Aktifitas ketaatan mengatakan ma’rifat (kepada Allah) sebagaimana aktifitas jasad yang mengatakan kehidupan. ” Maqalah Ke-24 : Nabi saw. bersabda : “ Pokok dari segala kesalahan (dosa) yakni menyayangi dunia. Dan pokok dari segala macam fitnah yakni menolak mengeluarkan zakat (tanaman) dan zakat (harta benda). ” Wallahu A’lam al-Faq

Kajian Kitab “Nashaihul Ibad” (7)

Image
Bagian Dua Maqalah Ke-13 : Dikatakan, “ Orang yang ‘Arif  (ma’rifat) lebih mementingkan memuji (kepada Allah) dan orang yang Zahid (ahli zuhud) lebih mementingkan berdoa (kepada Allah). Sebab, orang yang ‘Arif lebih mementingkan Allah (daripada mengharap pahala dan surga), sedangkan orang Zahid lebih mementingkan dirinya (masih mengharap pahala dan surga). ” Maqalah Ke-14 : Sebagian Ahli Hikmah (waliyullah) berkata : “ Barangsiapa yang menyangka bahwa ada sosok penolong yang lebih utama daripada Allah, maka sedikitlah pengetahuannya wacana Allah. Dan barangsiapa yang menyangka bahwa ada sosok musuh yang lebih dimusuhi daripada dirinya sendiri, maka sedikitlah pengetahuannya wacana dirinya sendiri. ” Maqalah Ke-15 :  Abu Bakar ash-Shiddiq ra. berkata : “ Dalam firman Allah swt. disebutkan, ‘Telah tampak kerusakan di daratan dan lautan’. Maksudnya, pengertian ‘daratan’ yaitu ekspresi dan ‘lautan’ yaitu hati. Sebab, kalau ekspresi sudah rusak, maka orang-orang akan menangi

Kajian Kitab “Nashaihul Ibad” (6)

Image
Bagian Dua Maqalah Ke-7 : Yahya bin Mu’adz ra. berkata : “Orang yang mulia tidak akan bermaksiat kepada Allah dan orang yang bijaksana tidak akan mementingkan urusan dunia di atas urusan akhirat.” Maqalah Ke-8 : Al-A’masy ra. berkata : “ Barangsiapa yang tujuan dasar dalam membelanjakan hartanya alasannya ialah takwa, maka sepak terjangnya akan menguntungkan bagi agamanya. Dan barangsiapa yang tujuan dasar dalam membelanjakan hartanya alasannya ialah urusan dunia (saja), maka sepak terjangnya akan merugikan agamanya. ” Nama Al-A’masy ra. ialah Syech Sulaiman bin Mahran al-Kufi. Maqalah Ke-9 : Sufyan ats-Tsauri ra. berkata : “ Setiap maksiat yang berasal dari nafsu (syahwat), maka hal itu ada cita-cita akan diampuni dosa-dosanya. Sedangkan setiap maksiat yang berasal dari perilaku sombong, maka hal itu tidak ada cita-cita akan diampuni dosa-dosanya. Sebab, gotong royong maksiat Iblis berasal dari perilaku sombong. Dan gotong royong kesalahan Nabi Adam as. berasal dar

Kajian Kitab “Nashaihul Ibad” (5)

Image
Bagian Dua Maqalah Ke-3 : Abu Bakar as-Shiddiq ra. berkata : “ Barangsiapa yang masuk ke dalam kubur (wafat) tanpa membawa bekal (amal shalih), maka menyerupai halnya menyeberangi lautan tanpa memakai perahu. ” Rasulullah saw. bersabda : “ Tidaklah seorang mayat di dalam kuburnya, melainkan menyerupai orang karam yang meminta pertolongan. ” Maqalah Ke-4 : Dari Umar bin Khattab ra., bekerjsama Nabi saw. bertanya kepada Malaikat Jibril as., “ Tunjukkan kepadaku kebaikan-kebaikan Umar? ”, Malaikat Jibril as. menjawab, “ Seandainya lautan menjadi tinta dan pohon menjadi pensilnya, maka saya tidak akan dapat menghitungnya ”, lalu Nabi saw. bertanya lagi, “ Tunjukkan kepadaku kebaikan-kebaikan Abu Bakar? ”, Malaikat Jibril as. menjawab, “ Kebaikan Umar yaitu sebagian dari kebaikan-kebaikan Abu Bakar ”. Umar bin Khattab ra. berkata : “ Kemuliaan di dunia dengan harta benda, sedangkan kemuliaan di darul abadi dengan amal-amal yang shalih. ” Maqalah Ke-5 : Utsman bin Affan r

Kajian Kitab “Nashaihul Ibad” (4)

Image
Bagian Dua Maqalah Ke-2 : Sabda Nabi saw. : “ Tetaplah berada di majlis para ulama (yang mengamalkan ilmunya) dan dengarkanlah pesan tersirat para jago pesan tersirat (yang ma’rifat kepada Allah). Karena, sebetulnya Allah Ta’ala akan menghidupkan hati yang mati (gersang) sebagaimana Allah menghidupkan bumi yang mati (kering) dengan air hujan. ” Nabi saw. bersabda : “ Akan tiba kepada umatku, suatu masa dimana mereka lari meninggalkan para ulama dan fuqaha (ahli fiqih). Maka, Allah akan menguji mereka dengan tiga ujian ; Pertama, Allah akan menghilangkan keberkahan dari perjuangan mereka. Kedua, Allah akan menguasakan pemimpin yang zalim kepada mereka. Ketiga, mereka akan keluar dari dunia (wafat) tanpa membawa iman. ” Wallahu A’lam al-Faqier Ila Rahmati Rabbih Saifurroyya Kaliwungu Kota Santri

Kajian Kitab “Nashaihul Ibad”

Image
Muqadimah (Pendahuluan) Kitab “Nashaihul Ibad” ditulis oleh Syech Muhammad Nawawi bin Umar al-Jawi al-Bantani atau lebih dikenal dengan nama Syech Nawawi al-Bantani. Beliau ialah salah satu ulama besar tanah Jawa yang bermukim di tanah suci Mekkah hingga wafatnya. Beliau juga pernah mengajar dan menjadi Imam selama beberapa tahun di Masjidil Haram Mekkah. Sehingga di tanah suci Mekkah ia dijuluki sebagai “Sayyid Ulama Hijaz” (ulama besar daerah Hijaz). Bahkan di Indonesia sendiri, ia disebut sebagai “Bapak Kitab Kuning”. Karena, kepiawaian ia dalam menulis kitab kuning tidak diragukan lagi, hingga hingga ratusan judul kitab yang telah ia tulis. Dan hingga sekarang, kitab-kitab karya Syech Nawawi al-Bantani sudah tersebar dan diajarkan hampir di seluruh dunia. Dari mulai pendidikan pesantren hingga perguruan tinggi tinggi di dunia. Maka, tidaklah mengherankan kalau Syech Nawawi al-Bantani dikenal sebagai “Sayyid Ulama Hijaz”. Syech Nawawi al-Bantani Kitab “Nashaihul Ibad” ial

Kajian Kitab “Nashaihul Ibad” (2)

Image
Bagian Dua Pada pecahan ini terdapat 30 hikmah (maqalah) ; 4 berupa khabar (hadits) dan sisanya berupa atsar. Yang dimaksud khabar yaitu ucapan-ucapan Nabi saw. Sedangkan yang dimaksud atsar yaitu ucapan-ucapan para sobat Nabi dan golongan tabi’in. Maqalah Ke-1 : Sabda Nabi saw. : “ Ada dua kasus yang tidak ada sesuatu pun melebihi keutamaan keduanya, yaitu ; beriman kepada Allah dan memberi manfaat kepada kaum muslimin. ” Maksud “memberi manfaat” pada hadits di atas sanggup dengan ucapan (ilmu), kekuasaan, harta maupun tenaga. Sabda Rasulullah saw. : “ Barangsiapa yang pagi-pagi tidak berniat berbuat zalim (aniaya) kepada seseorang, maka dosanya akan diampuni. Dan barangsiapa yang pagi-pagi berniat menolong orang yang teraniaya dan mendatangkan kebutuhan orang muslim, maka baginya pahala menyerupai pahalanya haji mabrur. ” Sabda Rasulullah saw. : “ Hamba-hamba yang paling dicintai Allah yaitu yang memberi manfaat bagi orang lain. Dan amal-amal yang paling utama yaitu

Kajian Kitab “Nashaihul Ibad” (1)

Image
Hadits ke-1 “ Hai hamba-Ku, bergotong-royong Aku mengharamkan kezaliman kepada Diri-Ku dan Aku mengakibatkan kezaliman diharamkan di antara kalian, maka janganlah kalian saling berbuat zalim. Hai hamba-Ku, kalian semua berada dalam kesesatan kecuali orang yang Aku beri petunjuk, maka mintalah petunjuk kepada-Ku, kelak Aku akan memberi petunjuk kepadamu. Hai hamba-Ku, kalian semua dalam keadaan lapar kecuali orang yang Aku beri makan, maka mintalah makan kepada-Ku, kelak Aku akan memberi makanan kepadamu. Hai hamba-Ku, kalian semua dalam keadaan telanjang kecuali orang yang Aku beri pakaian, maka mintalah pakaian kepada-Ku, kelak Aku akan memberi pakaian kepadamu. Hai hamba-Ku, bergotong-royong kalian berbuat kesalahan pada waktu malam maupun siang dan Aku akan mengampuni seluruh dosa-dosa, maka minta ampunlah kepada-Ku, kelak Aku akan mengampunimu. Hai hamba-Ku, bergotong-royong kalian tidak akan sanggup menimpakan ancaman sedikitpun kepada-Ku, tetapi seperti kalian sanggup melakuka

Cara Mensyukuri Nikmat

Image
إِنَّ مِمَّا أَخَافُ عَلَيْكُمْ بَعْدِيْ مَا يُفْتَحُ عَلَيْكُمْ مِنْ زَهْرَةِ الدُّنْيَا وَزِيْنَتِهَا “ Sesungguhnnya di antara yang saya khawatirkan atas kau sekalian sepeninggalku nanti yaitu terbukanya lebar-lebar kemewahan dan keindahan dunia. ” (HR. Muslim) إِذَا نَظَرَ أَحَدُكُمْ إِلَى مَنْ فُضِّلَ عَلَيْهِ فِي الْمَالِ وَالْخَلْقِ فَلْيَنْظُرْ إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْهُ مِمَّنْ فُضِّلَ عَلَيْهِ “ Jika salah seorang di antara kau sekalian melihat orang yang lebih kaya (sukses) atau lebih baik bentuk tubuhnya (tampan/cantik), maka hendaklah beliau melihat orang yang lebih rendah daripadanya dimana beliau diberi kelebihan atasnya. ” (HR. Bukhari dan Muslim) اُنْظُرُوْا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلَا تَنْظُرُوْا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوْا نِعْمَةَ اللهِ “ Lihatlah orang yang berada di bawahmu (dalam urusan dunia), dan janganlah kau sekalian melihat orang yang berada di atasmu, alasannya yaitu yang demikian itu lebih ba

Kumpulan Doa Dalam Hadits Nabi

Image
Doa Safar (Bepergian) سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هٰذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِيْنَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُوْنَ . اَللّٰهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ فِي سَفَرِنَا هٰذَا الْبِرَّ وَالتَّقْوَى وَمِنَ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى . اَللّٰهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هٰذَا وَاطْوِ عَنَّا بُعْدَهُ . اَللّٰهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِي السَّفَرِ وَالْخَلِيْفَةُ فِي الْأَهْلِ . اَللّٰهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ وَسُوْءِ الْمُنْقَلَبِ فِي الْمَالِ وَالْأَهْلِ “ Maha Suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak bisa menguasainya. Ya Allah, gotong royong kami memohon kebaikan dan takwa dalam perjalanan ini, kami mohon perbuatan yang Engkau ridloi. Ya Allah, permudahkanlah perjalanan kami ini, dan dekatkanlah jaraknya bagi kami. Ya Allah, Engkaulah pendampingku dalam bepergian dan mengurusi keluarga. Ya Allah, saya berlindung kepada-Mu dari kelelahan dalam bepergian, pemandangan yang menyedihkan d

Pencipta Lagu “Kota Santri” Berasal Dari Kaliwungu

Image
Pertengahan tahun 80-an, lagu “Kota Santri” yang dibawakan oleh grup qasidah Nasida Ria dari Semarang begitu akrabnya di pendengaran masyarakat. Namun barangkali tidak semua orang tahu, dari benak siapa lagu itu lahir. Keberadaan pengarang lagu memang biasanya karam oleh syahdunya musik dan ketenaran pelantunnya. Ini pula yang dialami oleh Bapak Suhaemi, pencipta andal lagu-lagu qasidah. Lagu “Kota Santri” itu hingga kini dicetak dalam 12 bahasa dengan banyak sekali jenis musik diantaranya dangdut, jawa, disco, keroncong, pop dan sebagainya Lagu-lagu ciptaan Bapak Suhaemi yang juga terkenal antara lain :   Ada Ubi Ada Talas, Masitoh Indonesia, Pergi Mengaji, Jilbab Putih, Pondok Pesantren, Ulama dan Umaro, Azan Di Bulan, Asyik Santai, Pantun Gembira, Jangan Merayu, Abad Modern, Nasehat Pergaulan, Balada Walisongo, Buah Kuldi, Remaja Utuh, Melangkah Masa Remaja, Miskin Tapi Bahagia, Serba Salah dan masih banyak lagi lagu-lagu qasidah ciptaan beliau. Perkenalan dengan du