Kajian Kitab “Nashaihul Ibad” (6)
Bagian Dua
Maqalah Ke-7 :
Yahya bin Mu’adz ra. berkata : “Orang yang mulia tidak akan bermaksiat kepada Allah dan orang yang bijaksana tidak akan mementingkan urusan dunia di atas urusan akhirat.”
Maqalah Ke-8 :
Al-A’masy ra. berkata : “Barangsiapa yang tujuan dasar dalam membelanjakan hartanya alasannya ialah takwa, maka sepak terjangnya akan menguntungkan bagi agamanya. Dan barangsiapa yang tujuan dasar dalam membelanjakan hartanya alasannya ialah urusan dunia (saja), maka sepak terjangnya akan merugikan agamanya.”
Nama Al-A’masy ra. ialah Syech Sulaiman bin Mahran al-Kufi.
Maqalah Ke-9 :
Sufyan ats-Tsauri ra. berkata : “Setiap maksiat yang berasal dari nafsu (syahwat), maka hal itu ada cita-cita akan diampuni dosa-dosanya. Sedangkan setiap maksiat yang berasal dari perilaku sombong, maka hal itu tidak ada cita-cita akan diampuni dosa-dosanya. Sebab, gotong royong maksiat Iblis berasal dari perilaku sombong. Dan gotong royong kesalahan Nabi Adam as. berasal dari nafsu (syahwat).”
Sikap sombong Iblis dilakukan ketika diperintah oleh Allah swt. untuk menghormati Nabi Adam as., namun Iblis menolak perintah-Nya alasannya ialah Iblis merasa lebih baik daripada Nabi Adam as. Sedangkan kesalahan Nabi Adam as. dilakukan ketika ia tidak dapat menahan nafsunya (syahwatnya) untuk merasakan buah Khuldi.
Sufyan ats-Tsauri ra. ialah salah satu guru Imam Malik ra.
Maqalah Ke-10 :
Sebagian Ahli Zuhud berkata : “Barangsiapa yang melaksanakan dosa kemudian ia tertawa, maka gotong royong Allah akan memasukkannya ke dalam neraka dengan menangis (bersedih). Dan barangsiapa yang patuh (kepada Allah) dengan menangis, maka gotong royong Allah akan memasukkannya ke dalam nirwana dengan tertawa (bahagia).”
Maqalah Ke-11 :
Sebagian Ahli Hikmah (waliyullah) berkata : “Janganlah kau sekalian meremehkan dosa-dosa yang kecil, alasannya ialah gotong royong dosa-dosa kecil ialah penggalan dari dosa-dosa besar.”
Sebab, terkadang kemurkaan Allah terjadi ketika dosa-dosa kecil dilakukan oleh seseorang.
Maqalah Ke-12 :
Nabi saw. bersabda : “Bukanlah dinamakan dosa kecil dengan disertai melanggengkan (perbuatan dosanya). Dan tidaklah dinamakan dosa besar dengan disertai meminta ampunan.” (HR. Dailami)
Maksudnya, dosa-dosa kecil yang dilakukan terus-menerus atau melanggengkannya akan menjadi dosa yang besar. Sebab, niat melaksanakan maksiat saja sudah terhitung perbuatan maksiat. Dan meminta ampunan (tobat) akan menjadi penghapus bagi dosa-dosa besar yang dilakukan.
Wallahu A’lam
al-Faqier Ila Rahmati Rabbih
Saifurroyya
Kaliwungu Kota Santri
Comments
Post a Comment