Rahasia Di Balik Penciptaan Alam Semesta Dalam Enam Masa

Sungguh, Tuhanmu (adalah) Allah yang membuat langit dan bumi dalam enam masa.” (QS. Al-A’raf : 54)

Ayat diatas merupakan bukti keselarasan antara AL-Qur’an dan sains modern. Jika dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa “Sungguh, Tuhanmu (adalah) Allah yang membuat langit dan bumi dalam enam masa”, sedang dalam pandangan sains, yaitu berdasarkan para hebat kosmologi memperkirakan usia penciptaan langit dan bumi yaitu 16 sampai 17 miliar tahun. Kedua pernyataan redaksi ini tampak bertentangan, namun kalau dilakukan telaah pada beberapa teori dari pakarnya, salah satunya Einstein, mengemukakan bahwa waktu yaitu sesuatu yang relatif yang mana besaran waktu berubah-ubah berdasarkan ruang, kecepatan orang bepergian, dan gaya gravitasi pada dikala itu. Jika diadaptasi dengan redaksi Al-Qur’an, ini berarti periode enam hari tersebut sanggup dianggap sebagai enam periode. Karena, mengingat relativitas waktu, satu “hari” mengacu hanya pada periode 24 jam yang dialami di Bumi di bawah kondisi yang berlaku setempat. Namun, di daerah lain di alam alam semesta, pada waktu yang lain dan pada kondisi yang lain, satu ‘hari’ sanggup mengacu pada periode waktu yang lebih panjang. Bahkan, kata ‘ayyam’ dalam ayat ini tidak hanya berarti ‘hari’, tetapi juga ‘masa’, ‘periode’, ‘momen’, atau pun ‘kurun’.



Terjadinya perbedaan waktu antara periode pertama alam semesta sampai dikala ini disebabkan lantaran dikala ledakan Big Bang terjadi pengembangan dan peningkatan volume alam semesta yang meluaskan batasan alam semesta menjadi jutaan tahun cahaya yang mana efeknya melambatkan pemikiran waktu universal sampai satu juta kali dari waktu yang dirasakan sekarang. Atau dengan kata lain, satu juta menit di Bumi sama dengan satu menit waktu universal. Dan pada akhirnya, kalau mengacu pada teori tersebut berarti enam hari dihitung berdasarkan relativitas waktu sama dengan enam juta juta (enam triliun) hari. Atau sama dengan kalau dihitung dalam ukuran tahun, 6 triliun hari sama dengan sekitar 16.427 milyar tahun yang tentunya masih dalam selang usia alam semesta yang diperkirakan di atas, yaitu 16 sampai 17 milyar tahun.

Satu teladan wacana keselarasan Al-Qur’an dengan sains modern yaitu permasalahan usia alam semesta. Para hebat kosmologi memperkirakan usia jagat raya yaitu 16-17 miliar tahun. Al-Qur’an menyatakan bahwa seluruh alam semesta diciptakan dalam enam hari. Dua kurun waktu ini, yang sepertinya bertentangan, secara tidak terduga saling bersesuaian. Kedua angka yang menawarkan usia alam semesta ini sama-sama mengandung kebenaran. Dengan kata lain, alam semesta diciptakan dalam enam hari, sebagaimana diungkapkan dalam Al-Qur’an dan periode ini sama dengan 16-17 miliar tahun dalam hitungan manusia.

Energi pada dikala Big Bang melambatkan pemikiran waktu 1012 (satu juta) kali. Ketika alam semesta diciptakan, kecepatan waktu universal lebih tinggi sampai satu juta kali dari waktu yang dirasakan sekarang. Dengan kata lain, satu juta menit di Bumi sama dengan satu menit waktu universal. Ketika periode enam hari dihitung berdasarkan relativitas waktu, artinya sama dengan enam juta (enam triliun) hari. Itu lantaran waktu universal mengalir satu juta lebih cepat daripada waktu Bumi. Dihitung dalam ukuran tahun, 6 triliun sama dengan sekitar 16.427 miliar tahun. Angka ini masih dalam selang usia alam semesta yang diperkirakan.

Kesimpulan, ketika enam hari penciptaan, dengan kata lain enam fase, dijumlahkan dalam standar waktu Bumi, hasilnya yaitu 15 miliar 750 juta tahun. Angka ini masih dalam selang asumsi usia alam semesta yang diperhitungkan para ilmuwan modern. Kesimpulan ini yaitu salah satu fakta yang diungkapkan dengan ilmu pengetahuan masa ke-21. Sains sekali lagi menegaskan fakta dalam Al-Qur’an 14 masa lalu. Keselarasan antara Al-Qur’an dan sains merupakan bukti absurd bahwa Al-Qur’an merupakan firman Allah, Sang Maha Pencipta dan Mahakuasa.


Wallahu A’lam



Comments

Popular posts from this blog

Kisah Penyembah Api Yang Masuk Surga

H. Abdul Bari, Pemimpin Bahagia Memberi Dan Sederhana

Kisah Andal Ibadah Dan Pendosa